Jumat, 08 Mei 2020

rindu ayah

Pagi ramadan ini entah untuk ke berapa kali rindu membawa kenangan tentang seorang laki-laki gagah. Tinggi, berkulit sawo  matang. Bersuara berat dan berwibawa.

Senyumnya, tawanya, caranya menepuk ubun-ubun kepalaku, caranya bertutur dan bercerita tentang semua  hal membuat air mataku berderai. Selalu begini setiap kali mengenangnya.

Dia ayahku...
Nama yang kusematkan di belakang namaku. Hingga kini... sampai kapan pun nanti.


Aku merindu 

Hingga berderai tangis karenanya...

Minggu, 06 Oktober 2013

Berkhayal

Sedari kecil  aku suka berkhayal. jauuuhh sebelum aku tahu bahwa dunia ini terbagi dalam sebuah negara-negara besar, aku sudah "menjelajah" ke negara-negara itu. Aku membayangkan bahwa aku bisa saja berada di sebuah perahu menjelajah sungai-sungai besar . Lalu kali lain aku membayangkan bahwa aku berdansa bersama penari-penari antah berantah yang berpakaian sangat indah. Lalu pada kesempata lain, aku membayangkan tengah berada di sebuah kota yang memiliki bangunan bersejarah yang sangat indah. Mungkin khayalanku ini dipicu dengan banyaknya buku-buku, majalah, dan foto-foto jadoel ayah dan ibuku dulu. 
Khayalan itu mungkin serupa mimpi yang aku bangun perlahan-lahan. Secara tak disangka-sangka, saat ini karena tuntutan pekerjaan, aku seringkali berada di dalam khayalan-khayalan dan mimpi masa lalu itu, Tapi dalam versi real-nya. Dan tetap saja, dunia nyata lebih indah dari pada dunia khayal :D . 
Ajaibnya, aku juga memiliki seorang partner yang sering mengunjungi khayalan-khayalan aku itu. Tak ubahnya aku, kesempatan bepergian itu dia peroleh dari tempatnya bekerja saat ini. Betapa beruntungnya kami jika kufikir-fikir. Tanpa harus mengeluarkan uang pribadi kami bisa pergi ke berbagai tempat yang kami impikan. Bahkan mendapatkan uang saku :D  . Bayangkan jika harus keluar uang dari kocek pribadi.. Waaahhh.. Bisa bangkrut!! 
Saat ini kami sedang menggabungkan mimpi. Ingin rasanya pergi berlibur berdua sambil beribadah dan berwisata ke tempat-tempat yang kami nginkan. Insya Allah jika telah tiba masanya, kami ingin sekali pergi Umrah bersama lalu berwisata ke Turki. Semoga hubungan kami dilanggengkan Allah sehingga kami bisa menggapai mimpi-mimpi kami.. Amiinnn...



Kamis, 03 Oktober 2013

Kafe

Kafe kecil yang dulu pernah aku dirikan terpaksa ditutup. Padahal secara hitung2an bisnis kafe itu cukup menjanjikan. Pada 6 bulan pertama tidak ada suntikan dana untuk operasional, termasuk gaji waitress dan pengelolanya. Itu berarti secara sederhana bisa diartikan kafe itu bisa berkembang dan menjanjikan. Sayangnya adik lelaki yang mengelola kafe itu saat ini harus fokus ke kuliahnya. Penyusunan skripsi sudah didepan mata. Pilihan harus ditentukan. Karena itu kafe itu sementara harus ditutup. 
Sebenarnya kafe itu cukup bisa menjadi semacam "pelarian" . Ketika kebosanan melanda, ketika ingin suasana yang berbeda dari rutinitas kantor. 
Suatu waktu nanti.. Aku pasti harus punya lagi kafe mungil.. Inginnya seperti foto ini.. :) 


Buat Kue

Sekarang ini nyaris gak punya waktu luang. Padahal dulu rasanya masih tersisa waktu luang untuk melakukan banyak hal. Termasuk masak dan buat kue. Bulan Oktober ini aku pengen banget masak kue pie Apple . Haarruuussss!!!

Jumat, 13 September 2013

Kepada Anak Perempuanku





Hai perempuan kecil..
Hadiah Tuhan untuk hidupku..
Penyemarak hari..
Pemanggil pulang ketika lelah ini tak bisa lagi aku sandarkan pada dinding kefanaan.
Senyummu mampu usir lelahku Nak..
Serupa terbit fajar ketika gelap menghantui  malam-malamku..
Tumbuhlah dewasa dengan penuh kebanggaan bahwa kau perempuan istimewa.
Kerling mata, senyum manis, rambut ikal mayang, pelukan hangat hanya bonus kecil. Baiknya kau asah kemampuan telaah fikirmu agar kau jadi perempuan cerdas yang memesona karena kepiawaianmu memimpin..
Kemampuanmu mengambil keputusan penting..
Akan tiba masa-masa itu..
Kau akan menjadi inspirator bagi perempuan lain..
Kau akan dipandang setengah iri oleh laki-laki karena kemampuanmu melebihi mereka..
Jika saat itu tiba..
Tetaplah berpijak ke tanah Nak..
Karena diatas langit masih ada langit..
Kesombongan akan menjadi pintu terakhir bagi keinginanmu untuk belajar
Belajar ilmu pengetahuan
Belajar menundukkan ego dan hati
Belajar memaknai diri..
Berpijaklah ke tanah Nak..
Perempuan sombong hanya ada di satu tempat..
Di senyum sinis dan tepuk dada bangga pada dirinya sendiri..
Tanpa pengakuan dari orang lain..
Karena orang lainpun enggan menoleh
Ingat ya Nak… kau perempuan istimewa!!!

Selasa, 28 Mei 2013

selamat pagi

Hai..
Perempuan yang telah aku kecewakan
Selamat pagi..
Maafkan aku.. 
Tak perlu mencari pembenaran apapun karena aku memang bersalah..
Sepenuhnya aku salah.. 
Terimakasih untuk kata-kata yang begitu menusuk hati
Terimakasih untuk menjadikan aku lebih sabar
Lebih kuat
Lebih arief memandang setiap persoalan..
Lebih empati..
Lebih mengikhlaskanmu
Untuk menentukan pilihanmu sendiri
Tanpa harus aku berati dengan syarat ini dan itu..
Terimakasih..

Jumat, 24 Mei 2013

Matre? Ogah Ahhh!!!!!

Jujur. Aku bukan perempuan matre dan enggak mau dimatrein. Kenapa aku enggak mau jadi perempuan matre? karena aku tahu cari uang itu susaaahhh sekali, dan aku terbiasa membelanjakan uangku ke keperluan yang  tepat dan sesuai budget yang aku miliki. Sedari kecil, seingatku, di usia 13 tahun aku sudah mulai bekerja membantu kedua orangtuaku di perusahaan kontraktor milik mereka. Dari mulai memfotokopi , menjilid penawaran proyek, hingga menjilid berlembar-lembar Rancangan Anggaran Biaya (RAB), untuk mempropose proyek pemerintah. Cuma jadi kroco aja sih... , karena tugas aku hanya memastikan lembar-lembar yang harus dijilid itu sesuai dengan urutan masing-masing. dari mulai HO, TDP, NPWP, RAB, dll.
Setiap kali musim tender proyek, aku mengantungi uang sebanyak Rp75 ribu. Di tahun itu, uang sebesar itu nilainya mungkin sama dengan Rp750.000,-  sekarang. Uang itu kebanyakan aku belikan buku pelajaran, novel lima sekawan, atau Trio Detective. Harganya kalau tidak salah Rp1.250 perak.
Seiring perjalanan waktu, aku tumbuh menjadi anak yang mandiri. SMA, hingga kuliah aku makin terbiasa bekerja. Dari mulai bisnis ala anak kuliah, hingga menjadi photografer bagi cewek-cewek centil di kampus yang doyan foto. Zaman itu, belum ada kamera digital.. apalagi HP kamera. jadi semua dikerjakan dengan kamera SLR manual yang mengandalkan cahaya matahari. Hehehee..
Aku pernah memiliki seorang partner, dia juga memiliki semangat mencari uang yang sama dengan aku. Kita berdua punya kafe kecil untuk membiaya pengeluaran kita. Meskipun pada akhirnya kafe itu tutup seiring dengan tutupnya cerita tentang aku dan dia.
 Nah.. kemarin.. Seorang teman baru sebut saja namanya Bunga (32thn), curhat mengenai eks partnernya. Dia mengaku dimatrein sama partnernya itu hingga merugi puluhan juta rupiah. Ckckckckkk...
Sampai akhirnya partnernya itu menikah dengan menggunakan aset yang dananya berasal dirinya.. Hmm...