Minggu, 28 April 2013

Kesedihan

Pernahkah kau merasa sedih teramat sangat? Karena sedihnya kau seperti tersedot dalam sebuah pusaran gelombang yang tak mengizinkan kau sekedar menarik nafas sejenak.. Sedih yang seperti membuatmu meleleh karena sakit sekali rasanya di dalam hatimu karena menahan kesedihan itu.. Aku pernah... Aku pernah merasakan kesedihan itu dalam tahun-tahun yang aku jalani.. Tiga tahun lalu aku ditinggalkan oleh seorang perempuan. Dia menikah dengan laki-laki pilihannya. Bukan pernikahannya yang membuatku sedih. Tapi karena dia membohongiku. Sedari awal hubunganku dengannya, aku sudah menyampaikan bahwa jika dia ingin menikah, aku mendukung pilihannya karena aku pun Lesbian Mom. Kedudukan aku fikir akan cukup adil manakala kami sama-sama menikah. Dan dia bersikeras berkata bahwa dia tak akan menikah. Hingga satu hari seseorang menyampaikan bahwa dia "dekat" dengan seorang laki-laki dan tengah mempersiapkan pernikahannya. Aku sedih karena dibohongi.. Lalu kesedihan lainnya adalah ketika dia datang setelah kami menyelesaikan hubungan kami dan aku menolak menemuinya. Dia berhasil memasuki kamarku pada suatu malam dan menangis menghiba-hiba memohon maaf. "Aku sudah lama Memaafkanmu. Dan mencoba berdamai dan ikhlas dengan apapun yang terjadi diantara kita. Tapi bolehkah aku meminta satu hal. Kau sudah memperoleh maafku.. Dan inginku sederhana. Kau pergi dari kehidupanku.," Setelah mengucapkan itu. Kulihat dia menangis dan menyusut air matanya. Lalu pamit pergi dan melangkah keluar kamar. Apakah saat itu, hanya eks partner yang merasa sakit dan sedih di dalam hatinya? Menukil apa yang disampaikan Nita, seorang hetero teman baik ku.. Perlakuan kita apapun itu kepada orang lain. Akan berlaku seperti cermin. Akan direfleksikan kepada diri kita kembali. Maka.. Ketika aku (mungkin) membuatnya sedih dan menangis. Maka pada detik itu pula aku membiarkan perasaan sedih itu masuk ke dalam diri dan hatiku.. Ikhlaskan... Ikhlaskan..... Maka.. Ikhlaskan segala sesuatu.. Tak ada sesuatupun terjadi karena sebuah kebetulan... (adeliawinter)

Kejora

Suatu malam anakku bertanya sambil menunjuk bintang diatas langit.. "Mama.. apakah itu bintang kejora?" 
Aku ikut mendongak menatap langit dan mengangguk.
"Iya nak.. itu bintang kejora. kau bisa mengenali dari kerlipnya yang lebih terang dari bintang lainnya.."
Anakku tersenyum manis, "seperti mama bisa mengenali aku diantara teman-temanku di sekolah. karena senyum aku paling manis diantara yang lain," ucapnya. 
Aku sempurna tertawa keras terbahak dan memeluknya..
"Iya Nak.. kau lah kejora itu. Perempuan manis yang tidak pernah menyakiti mama. perempuanku.. kini, esok, dan nanti. tetaplah menjadi perempuanku yang memesonaku Nak.. "

Sabtu, 27 April 2013

Kepada Perempuan Yang Aku Puja

"Apa yang bisa kau tawarkan untuk hubungan dengan sesama perempuan? Tidak ada masa depan. Pada akhirnya kita akan sama-sama berkata, sudahlah abaikan saja.. Apalah lagi dengan jarak yang terbentang diantara kita?" ujar partner pada suatu waktu.

Saat itu hari senja menjelang malam. Setelah semua kesibukan di kantor berakhir. Mengemudikan mobil berjibaku menembus kemacetan hingga akhirnya tiba di rumah. Tak sabar menyambar telepon sambil tak lupa melirik jam yang menghias dinding kamarku. Profesi partner sebagai tenaga kesehatan membuatku terlatih untuk mengecek jam manakala ingin menghubunginya.

Dan.. Setelah deringan ketiga dia mengangkat telepon. Suaranya pelan dan tak bersemangat. Ia Mengeluh capek dan ngantuk. Lalu melontarkan pernyataan seperti yang tertulis di paragrap pertama setelah percakapan garing diantara kami berlangsung hanya beberapa menit.

Aku masih mencoba untuk memintanya menemaniku malam itu. Aku merindu suaranya. Benar-benar merindu dalam arti sebenarnya karena sepanjang hari ini dia sangat sibuk dan aku sangat sibuk sehingga kami berdua tak sempat berbincang kecuali lewat media sms dan bbm.

Namun pada akhirnya percakapan harus berakhir. Kami berpisah setelah sebelumnya saling mengucapkan selamat tidur.

Apakah setelah itu aku tertidur? Tidak... Aku terus memikirkan apa yang menjadi pernyataannya. Dan sedihnya.. Dengan perasaan sakit yang tertoreh di hati.. Dengan air mata yang meleleh di pipi, aku mengamini pernyataannya. Memang.... Tak pernah Ada masa depan untuk hubungan kami. Apalah lagi dengan predikat Lesbian Mommy yang terukir di kening..

Mungkin aku harus mempersiaplan diri untuk melepaskannya. Berat kah? SANGAT....

Tapi haruss..
Ini seperti membiarkan diriku sendiri menorehkan luka di lengan ku dengan sembilu yang aku pegang dengan jemari ku sendiri.

Ini seperti Harakiri..
Karena mencoba membunuh diri sendiri karena menghentikan cinta yang telah menjadi candu untuk ku. Candu pagi, siang, sore.. Dengan mendengar suara dan membaca sms atau bbm nya..

Tapi sudahlah..
Toh isyarat sudah disampaikan..
Dia ingin menjadi manusia bebas seperti yang terbaca jelas di akun twiternya. Dia pula menyampaikan dengan jelas bahwa tak ada masa depan untuk hubungan kami baik secara verbal maupun tulisan.
Aku cukup cerdas untuk mengenali isyarat yang ditiupkan angin, awan, hujan, dan pelangi. Maka akupun cukup cerdas untuk mengenali isyarat yang dia kirimkan..

Dan aku cukup punya kekuatan untuk berdiri diatas kaki ku sendiri dan menghapus air mataku sendiri.
Dengan jemariku..

Kepada perempuan yang pernah sangat aku puja dan hingga kini tetap aku puja..
Kepada perempuan cerdas yang mampu menahanku bicara panjang lebar di telepon..
Kepada perempuan matang dimana aku bisa melabuhkan penatku..
Kepada perempuan cantik yang hanya singgah sebentar dalam hidupku..
Kau adalah hadiah dari Tuhan.
Yang dihadirkan untuk membuatku belajar..

Belajar untuk tahu diri..
Belajar untuk menahan diri..
Belajar mengenali diriku sendiri..

Terimakasih.
Kenangan kecup sayang di kening dan bibir pada terakhir perjumpaan kita..
Akan menjadi penuntas rindu yang bisa sewaktu-waktu aku ingat untuk mengenangmu..

Aku pamit mundur..

"jika perempuan saja bisa membuatku merana seperti ini.. Maka apa bedanya jika aku mempertaruhkan hidupku untuk hidup bersama laki-laki yang aku sebut sebagai ayah dari anak-anakku..?" (adeliawinter)